Sekilas Tentang Forum SOMTC

ASEAN merupakan sebuah organisasi regional kawasan Asia Tenggara yang dibentuk sebagai wadah kerjasama sejumlah negara Asia Tenggara baik dibidang ekonomi, sosial, budaya, maupun keamanan. Lahirnya ASEAN ini telah menjadi suatu langkah bagi para anggotanya untuk mempererat solidaritas kerjasama dalam menjaga stabilitas keamanan di kawasan. Salah satu bentuk implementasinya ialah SOMTC.

SOMTC adalah kepanjangan dari ASEAN Senior Official Meeting on Transnational Cime. ASEAN Senior Official Meeting on Transnational Crime (SOMTC) merupakan sebuah wadah kerjasama sejumlah negara anggota ASEAN dalam rangka menjaga stabilitas kawasan dengan memberantas sejumlah kejahatan transnasional.

Baca Juga : Negara Anggota ASEAN Berkerjasama Melawan Pandemi Covid-19

Dalam sejarahnya, ASEAN Senior Official Meeting on Transnational Crime didirikan pada tahun 1999. Pertemuan SOMTC ini diselenggarakan setiap tahun secara bergiliran di antara sejumlah negara anggota ASEAN. Hasil dari pertemuan SOMTC nantinya akan dibawa ke pertemuan tingkat menteri atau yang biasa dikenal dengan ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime – AMMTC untuk dibahas lebih lanjut dan disahkan.

Siapa Saja yang Mengikuti dan Menjadi Oberserver dalam SOMTC ?

Negara yang mengikuti SOMTC adalah sejumlah negara anggota ASEAN yakni, Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, Filipina, Myanmar, Singapura, Laos, Brunei, Vietnam. 

Selain itu, terdapat juga negara observer yang menjadi Dialogue Partner Consultation dalam SOMTC beberapa diantaranya ; RRT, Jepang, ROK, Plus Three, Amerika Serikat, Uni Eropa, India, Australia, Rusia, Kanada, dan Selandia Baru.

Bagaimana Mekanisme Kerja dalam ASEAN Senior Official Meeting on Transnational Crime (SOMTC) ?

Terdapat sejumlah mekanisme dalam ASEAN Senior Official Meeting on Transnational Crime (SOMTC) :

1. SOMTC Working Group on Trafficking in Persons ( SOMTC WG on TIP )

SOMTC WG on TIP pertama kali resmi di tetapkan pada Juni 2007 di Vientiane Laos. Mekanisme SOMTC WG on TIP ini bergerak dalam mencegah dan memerangi terkait isu Perdagangan Manusia. Selain itu mekanisme ini juga memfasilitasi pertukaran informasi dan pengalaman terkait sejumlah isu perdagangan manusia di antara negara-negara anggota ASEAN.

2. SOMTC Working Group on Counter Terrorism (SOMTC WG on CT)

SOMTC WG on CT juga pertama kali di tetapkan pada Juni 2007 di Laos, yang bergerak dalam memfasilitasi diskusi terkait perkembangan kasus terorisme di kawasan Asia Tenggara. Selain itu juga meningkatkan kerjasama diantara anggota negara ASEAN untuk menghadapi tantangan dalam isu terorisme.

3. SOMTC Working Group on Cybercrime (SOMTC WG on CC)

SOMTCH WG on CC didirikan pada September 2013 di Vientiane Laos. Mekanisme ini diperuntukan dalam melakukan brainstorming kerjasama praktis untuk memerangi kejahatan dunia maya di antara sejumlah negara anggota ASEAN serta Mitra Dialognya.

4. SOMTC Working Group on Arms Smuggling (SOMTC WG on AS)

SOMTC WG on AS disetujui pada AMMTC ke-11 di Manila Filipina pada 20 September 2017. Mekanisme ini bertujuan untuk menyediakan platform bagi sejumlah negara anggota ASEAN untuk berkolaborasi dalam peningkatan kapasitas, pelatihan dan berbagai informasi dalam memerangi penyelundupan senjata.

Baca Juga : Kerjasama Kepolisian Negara Anggota ASEAN atau ASEANAPOL

5. SOMTC Working Group on Illicit Trafficking of Wildlife and Timber (SOMTC WG on ITWT)

Isu Perdagangan Gelap Satwa Liar dan Kayu telah masuk sebagai kategori kajahatan transnasional di bawah AMMTC/SOMTC pada tahun 2015. Mekanisme ini bertujuan untuk memperkuat Kerjasama penegakan hukum regional dan internasional, termasuk melalui fasilitas pertukaran informasi terkait pemberantasan perdagangan satwa liar dan kayu.

6. Heads of Speacialist Trafficking Units (HSU)

Pengukuhan Heads of Specialist Anti Trafficking Units (HSU) diadakan pada April 2004 di Myanmar sebagai wadah untuk pertukaran informasi dan pengalaman dalam mengembangkan standar dan pendekatan besama untuk menyelidiki kasus perdagangan manusia, kerjasama kasus operasional khususnya dalam perlindungan dan penyelamatan korban.

Bagikan Artikel ini