Protes Menentang Kebijakan Lockdown Meletus di Seluruh Kawasan Eropa

Protes besar-besaran di seluruh Eropa telah terjadi akibat adanya aturan pembatasan baru karena terus meningkatnya kasus Covid-19 di benua itu. World Health Organization atau WHO mengatakan sangat khawatir terkait keadaan penyebaran Covid-19 di Eropa ketika benua tersebut dilanda gelombang infeksi baru. Diperkirakan 500.000 angka kematian bahkan lebih dapat tercatat pada bulan Maret nanti kecuali tindakan segera diambil.

Sejumlah negara telah melaporkan tingkat infeksi tertinggi dan juga memberlakukan Lockdown penuh dan sebagian. Beberapa sumber mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mendorong lonjakan kasus Covid-19 di Eropa yaitu vaksinasi yang belum merata, terdapat varian Delta yang lebih menular, serta karena cuaca yang dingin sehingga mempengaruhi penyebaran virus di berbagai belahan Eropa.

Austria menjadi negara Eropa pertama yang mengumumkan bahwa vaksinasi Covid-19 akan menjadi persyaratan hukum di negaranya. Aturan ini akan berlaku mulai pada bulan Februari, karena rincian tentang kerangka hukumnya masih dibahas. Selain Austria, sejumlah negara Eropa lainnya telah menerapkan aturan baru yang cukup ketat ketika kasus meningkat. Beberapa diantaranya seperti digencarkannya program vaksinasi dan juga pembatasan baru atau yang biasa kita kenal dengan Lockdown.

Baca Juga : Daftar Negara yang Menerapkan Lockdown Terpanjang di Dunia

Dari banyaknya negara-negara Eropa yang memberlakukan tindakan baru itu, telah menyebabkan sebagian masyarakat yang tidak menyetujuinya. Banyak dari mereka yang mengatakan bahwa pemerintah tidak bisa memaksakan vaksinasi bagi orang yang tidak ingin divaksinasi. Mereka juga keberatan dengan adanya tindakan pembatasan baru dikarenakan hal ini akan berdampak pada aktivitas sosial serta pendapatan ekonomi mereka. Oleh karena itu, banyak dari mereka melakukan protes besar-besaran di sejumlah negara Eropa.

Negara Eropa Mana yang Dilanda Protes Tindakan Anti-Covid ?

Protes terhadap sejumlah aturan baru Covid-19 telah mengguncang Eropa melalui sejumlah demonstrasi yang tersebar di beberapa tempat seperti Brussels, Wina, Roma dan Amsterdam. Di Austria sendiri, telah terjadi demonstrasi khususnya di Wina di mana Austria tengah memasuki pembatasan Lockdown nasional keempat karena gelombang pandemi yang melonjak saat ini. Sejumlah orang diminta untuk bekerja dari rumah dan toko-toko yang tidak penting dipaksa tutup.

Austria dihantam protes besar-besaran setelah memberlakukan kembali Lockdown nasional dan juga mewajibkan vaksinasi Covid-19 yang diatur kedalam kerangka hukum mulai Februari tahun depan. Ini menjadikan Austria sebagai negara pertama di Eropa yang mewajibkan vaksinasi virus corona. Lebih dari 1.400 petugas polisi dikerahkan di seluruh negeri untuk menjaga ketertiban umum. Semprotan merica juga digunakan dalam mengendalikan protes panas di Wina tersebut.

Di Belgia, terjadi bentrokan antara pengunjuk rasa dengan polisi setempat setelah puluhan ribu orang berkumpul dalam pawai melalui pusat kota Brussel. Sejumlah pawai tersebut berisi slogan " Protes untuk Kebebasan " yang ditujukan untuk memprotes kebijakan pembatasan Covid-19 yang lebih ketat.

Sebelumnya, Belgia telah memperketat aturan terkait penggunaan masker, termasuk di tempat-tempat seperti restoran di mana izin Covid sudah diperlukan. Selain itu, sebagian besar warga Belgia juga harus bekerja dari rumah selama empat hari dalam seminggu hingga pertengahan Desember. Ada juga rencana untuk membuat vaksinasi bagi petugas kesehatan menjadi wajib untuk dilakukan.

Baca Juga : Di Negara-negara ini Masyarakatnya Menolak Vaksinasi Covid-19

Sementara itu, demonstrasi telah berlanjut untuk hari ketiga di Belanda, di isi dengan sejumlah adegan kekerasan dan puluhan penangkapan di Rotterdam. Lebih dari 50 orang ditangkap di Rotterdam setelah demonstrasi sengit yang digambarkan sebagai "pesta kekerasan" oleh Walikota setempat. Polisi Belanda sampai menggunakan meriam air dan menembakkan tembakan peringatan yang setidaknya melukai dua orang.

Para pendemo menentang kebijakan Lockdown Covid-19 di negara itu yang diberlakukan di tengah kasus yang melonjak. Banyak orang Belanda yang menentang kebijakan Lockdown yang membuat toko, bar, dan restoran terpaksa tutup pada jam 8 malam. Demonstrasi tersebut berujung tindakan yang anarkis seperti membakar mobil polisi, menyalakan kembang api, dan melemparkan batu ke petugas polisi.

Hal lainnya terjadi di Kroasia, di mana ribuan orang berbaris di Ibu Kota Zagreb untuk menunjukkan kemarahan mereka pada program vaksinasi wajib bagi pekerja sektor publik. Sementara di Italia, beberapa ribu pengunjuk rasa berkumpul di tempat balap kereta Circus Maximus kuno di Roma untuk menentang sertifikat Green Pass yang diperlukan di tempat kerja, tempat publik, dan juga di transportasi umum.

Belum ada Komentar untuk "Protes Menentang Kebijakan Lockdown Meletus di Seluruh Kawasan Eropa"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel