Gelombang Panas Terparah Dalam Sejarah Eropa

Eropa telah mengalami beberapa gelombang panas yang cukup ekstrem di beberapa tahun seperti pada tahun 2000, 2003, 2006, 2007, 2010, 2014, 2015, 2017, 2018, hingga yang baru terjadi di tahun 2021. Pada tahun 2021 merupakan gelombang panas terekstrem sepanjang sejarah yang pernah dialami Eropa. Bahkan gelombang panas ini telah menyebabkan beberapa kekacauan, seperti kebakaran hutan, menghancurkan beberapa rumah warga, hingga menelan korban jiwa di beberapa negara seperti Italia, Turki, dan Yunani.


Apa itu Gelombang Panas dan Mengapa hal tersebut Berbahaya ?

Gelombang panas sudah sering kali terjadi di beberapa negara di dunia. Dalam ilmu klimatologi gelombang panas didefinisikan dengan kondisi periode cuaca atau suhu panas yang tidak biasa terjadi dan biasanya berlangsung sekitar lima hari berturut turut ataupun lebih juga diikuti oleh kelembaban udara yang tinggi. Gelombang panas juga biasanya ditentukan oleh periode panas yang tidak sesuai musim yang berkepanjangan dan tidak biasanya terjadi.

Kelembaban dan kecepatan angin yang rendah dapat meningkatkan gelombang panas, dimana hal ini bisa berdampak sangat buruk jika terjadi di kota-kota besar. Hal ini dikarenakan kota-kota besar merupakan tempat dari berbagai macam aktivitas manusia dan juga banyaknya bangunan, beton dan jalan yang memperparah efek dari gelombang panas tersebut.

Tentu suhu yang sangat tinggi bisa memberikan efek buruk kepada siapa saja seperti dehidrasi, kelelahan akibat dari suhu panas, serta bisa menyebabkan kematian bagi orang yang menderita penyakit jantung, ginjal, pernapasan, dan orang yang rentan seperti lansia dan bayi. Selain memberikan efek negatif terhadap kesehatan manusia, gelombang panas juga dapat merusak ekosistem. Hal tersebut yang terjadi belakangan ini di beberapa negara Eropa yang di landa kebakaran hutan seperti Turki, Yunani, Italia dan sejumlah negara di Eropa lainnya.

Apa yang sedang terjadi di Eropa ?

Suhu panas yang sangat ekstrem dan bencana kebakaran hutan terus menghantam sebagian Eropa Selatan pada tahun 2021. Yunani merupakan salah satu negara yang terdampak bencana gelombang panas, bahkan suhu di Yunani telah mencapai 47,1°Celcius atau setara dengan 117°Fahrenheit. Negara tersebut telah menghadapi salah satu gelombang panas terburuk dalam beberapa dekade dan Yunani terus siaga untuk memerangi kobaran api di seluruh wilayahnya. Pemerintahan setempat melaporkan bahwa pihaknya telah menangani 78 kasus kebakaran hutan dalam kurun waktu 24 jam terakhir yang terjadi di pulau besar Evia dan Timur Laut Athena.

Baca Juga : Protes Lockdown Meletus di Sejumlah Negara Eropa

Yunani juga telah memperingatkan bahwa resiko kebakaran akan sangat tinggi, hal ini disebabkan oleh kondisi suhu panas yang berkepanjangan yang terjadi di Yunani sehingga membuat meningkatnya tingkat mudah terbakarnya bahan bakar mati di hampir seluruh wilayah.

Sementara itu, Turki tengah berjuang melawan  bencana kebakaran hutan yang disebabkan oleh peristiwa gelombang panas. Sebanyak 152 titik kebakaran di 32 provinsi telah berhasil dikendalikan Turki. Peristiwa yang mengerikan tersebut juga menyebabkan beberapa orang tewas. Sebagian masyarakat Turki kehilangan rumah dan properti hewan ternaknya, selain itu juga beberapa dari mereka mengalami kesulitan dalam bernapas akibat dari asap tebal yang disebabkan oleh peristiwa kebakaran. Hampir sekitar 95.000 hektare telah hancur dilahap api sepanjang tahun ini.

Negara Italia merupakan salah satu negara di Eropa yang paling merasakan ekstremnya gelombang panas yang terjadi akhir akhir ini. Beberapa kota di Italia berada dalam kondisi "Waspada Merah" karena panas terik yang menerjang yang diberi nama "Lucifer". Seperti halnya yang terjadi di Turki, sejumlah kebakaran hutan yang terjadi di Italia juga menelan sejumlah korban jiwa. Gelombang panas yang berkepanjangan terus menghantam wilayah di sekitar Mediterania di Eropa dan Afrika Utara sehingga membuat beberapa bencana seperti kebakaran terburuk yang terus menerus terlihat di sejumlah negara selama bertahun tahun.

Suhu terpanas sepanjang sejarah yang pernah menerjang Eropa tercatat di 48,0°C yang terjadi di Athena, Yunani pada tahun 1977. Namun pada tahun 2021, dunia di kejutkan dengan laporan suhu panas di Eropa yang dinobatkan menjadi suhu terpanas sepanjang masa di benua tersebut, yaitu mencapai 48,8°C di Pulau Sisilia, Italia. Bahkan, telah dikabarkan bahwa sejumlah Laut di seluruh Eropa menjadi hangat akibat dari gelombang panas. 

Baca Juga : Masa Depan Inggris Pasca Brexit

Pada wilayah perairan Samudra Atlantik di sekitar Inggris dan Irlandia misalnya, berada di sekitar 2 hingga 4°C di atas normal sejauh musim panas ini. Selain itu juga di Laut Mediterania yang naik sekitar 3°C di atas suhu laut rata-rata pada jangka panjang. Hal ini bisa menghasilkan titik embun yang tinggi sehingga bisa menyebabkan peristiwa banjir ekstrem di Iberia Timur, Prancis Selatan, di sepanjang Alpen Selatan, Italia, hingga Semenanjung Balkan Barat.

Bagaimana Respon Sejumlah Negara di Eropa dalam Menghadapi Gelombang Panas? 

Gelombang panas yang terus menghantam wilayah Eropa ini telah menyebabkan bencana seperti kebakaran liar yang terjadi di Turki, Yunani, Italia, dan sejumlah negara Eropa lainnya. Walaupun memang sulit untuk memberikan bukti bahwa perubahan iklim secara langsung yang menyebabkan kebakaran liar, cuaca ekstrem dan kekeringan berkepanjangan. Namun tidak dapat disangkal bahwa salah satu faktor penyebabnya ialah aktivitas manusia yang menyebabkan pemanasan global.

Hal ini membuat sejumlah negara tersebut harus siap siaga dalam menghadapi dampak yang diakibatkan oleh adanya fenomena gelombang panas. Pihak berwenang di beberapa negara Eropa Tenggara telah mengeluarkan peringatan cuaca sebelum gelombang panas itu melanda di daerah pedalaman. Hal ini merupakan langkah siaga yang diberikan oleh pemerintah setempat agar masyarakat bisa mengantisipasi ketika gelombang panas tersebut terjadi.

Di Bulgaria, beberapa pekerja membagikan air minum kemasan secara gratis di beberapa lokasi. Selain itu, sejumlah truk juga dikirimkan guna menyirami taman dan kebun umum. Di sisi lain, Yunani berusaha untuk menyediakan ruang ber-AC yang bisa digunakan untuk umum dan juga terus menghimbau kepada masyarakatnya agar tetap berada di dalam rumah pada siang tengah hari dan sore hari.

Turki telah meluncurkan seruan internasional untuk mendapatkan bantuan dalam menjinakan api yang berkobar di seluruh negeri ini yang telah menewaskan beberapa orang dalam beberapa hari terakhir. Diketahui bahwa Turki tidak memiliki pesawat pemadam kebakaran yang kemudian mendapatkan bantuan berupa sejumlah pesawat pemadam kebakaran dari Uni Eropa.

Baca Juga : Gurun Sahara Turun Salju, Apakah Dampak Dari Perubahan Iklim ?

Lain halnya di Italia, pemerintah setempat berusaha untuk mengingatkan kepada masyarakatnya dengan memberi siaga peringatan merah dan kuning. Peringatan "merah" berarti kondisi berisiko tinggi atau sangat ekstrem yang bertahan selama tiga hari berturut-turut atau lebih, sedangkan peringatan "kuning" menandakan bahwa suhu dan kondisi cuaca yang tinggi bisa berdampak buruk bagi kesehatan penduduk. Ditambah kasus virus corona yang meningkat di Italia, Kementerian Kesehatan setempat menyarankan kepada masyarakat untuk tinggal di rumah selama mungkin. Hal ini untuk melindungi diri dari suhu panas yang ekstrem dan untuk membatasi penularan Covid-19.

Departemen Perlindungan Sipil Italia juga telah membunyikan alarm atas meningkatnya risiko kebakaran yang serius akibat dari gelombang panas yang akan terjadi beberapa minggu mendatang. Pihak berwenang Italia juga meminta kepada orang-orang untuk memeriksa kondisi orang yang dikategorikan rentan seperti lansia dan bayi selama musim cuaca yang sangat panas.

Belum ada Komentar untuk "Gelombang Panas Terparah Dalam Sejarah Eropa"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel