Kacamata Neorealisme : International Monetary Fund (IMF) dan Hegemoni Amerika Serikat

IMF adalah organisasi internasional yang memiliki tujuan untuk mendorong stabilitas keuangan internasional dan kerjasama moneter. IMF singkatan dari International Monetary Fund atau dalam Bahasa Indonesia adalah Dana Moneter Internasional. IMF didirikan pada Juli 1944 dengan latarbelakang untuk memperbaiki sistem ekonomi internasional pasca Perang Dunia II. 

Dalam prakteknya IMF memiliki 3 fungsi, yaitu :
  • Pertama, ialah fungsi Surveillance, ini merupakan fungsi pengawasan terhadap perkembangan dan kebijakan ekonomi dan keuangan negara anggotanya, termasuk pemberian konsultasi.
  • Kedua, ialah fungsi Lending Facilities, ini merupakan fungsi untuk memberikan pinjaman bantuan kepada negara anggota yang sedang dalam masalah seperti neraca perdagangan, utang yang menjelang jatuh tempo, atau sedang mengalami krisis.
  • Ketiga, ialah fungsi Technical Assistance, fungsi ini berupa pemberian bantuan teknis dan pelatihan.


Lalu Bagaimana Hubungan IMF dengan Hegemoni Amerika Serikat ?

Kita tahu bahwa Negara Amerika Serikat yang terletak di Benua Amerika, merupakan negara adidaya yang sangat populer di mata internasional. Kepopuleran Amerika Serikat ini mencerminkan kekuatan dan besarnya Hegemoni dari negeri Paman Sam tersebut. Hubungan antara Hegemoni Amerika Serikat dengan Organisasi Internasional IMF ini dapat dikaji kelalui Kacamata Neorealisme yang merupakan salah satu teori Hubungan Internasional. Neorealisme menekankan struktur internasional yang anarki dimana negara negara saling berkompetisi untuk memperebutkan "kekuasaan" satu sama lain. "Kekuasaan atau Power " dalam Neorealisme disini di istilahkan sebagai kapabilitas material yang mampu di kontrol oleh suatu negara. Dalam hal ini negara yang kuat ialah negara yang memiliki kapabilitas Militer dan Ekonomi yang kuat. 

Selain itu, Neorealisme juga memandang bahwa kerjasama antar negara cenderung berorientasi pada Relative Gain. Relative Gain merupakan konsep yang berbicara bahwa suatu negara berkerjasama karena ingin mewujudkan kepentingan nasionalnya dan ingin mendapatkan apa yang diinginkan. Tidak hanya itu, mereka juga memikirkan bagaimana suatu negara mendapat keuntungan yang lebih dari aktor lain, bahkan jika dimungkinkan dapat menjatuhkan aktor lain dalam kerjasama tersebut. Jika  itu tidak bisa terwujud maka mereka enggan untuk bekerjasama.


Hal ini sejalan jika dilihat melalui Kacamata Neorealisme dimana salah satu upaya Amerika Serikat dalam mempertahankan hegemoninya di panggung internasional ialah dengan adanya keberadaan IMF ini. Karena dalam mekanismenya IMF bisa dikatakan sebagai "alat" bagi Amerika Serikat yang memiliki andil besar dalam IMF untuk mempertahankan hegemoninya di perekonomian dunia. Hal ini dilakukannya dengan meliberalisasi perekonomian dunia yang mengedepankan Free Trade dan bebas proteksi dalam mekanisme pasar global. Hal ini tercermin dalam mekanisme IMF yang sering dinilai sebagai lembaga dominasi kepentingan kapitalisme. Dapat dilihat dengan pengambilan keputusan di IMF melalui voting yang didasarkan pada besarnya sistem kuota, dimana penyumbang kuota terbanyak memiliki peran yang cukup besar dalam pengambilan keputusan yang biasanya diisi oleh negara negara maju salah satunya adalah Amerika Serikat. 



Dalam memberikan bantuan kepada sebuah negara yang sedang memerlukan bantuan, IMF tidak hanya memberikan bantuan pinjaman secara Cuma-Cuma saja, melainkan terdapatnya persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh negara penerima bantuan. Persyaratan khusus ini dikenal dengan Letter of Intent (LoI). LoI ini berisi saran kebijakan serta program yang harus diterapkan oleh negara penerima bantuan sebagai syarat khusus untuk mendapat bantuan dari IMF. Tentu saja Letter of Intent ini tidak terlepas dari kepentingan Amerika Serikat sebagai negara yang memiliki peran besar dalam IMF.

Contohnya pada kasus Pemerintahan Seychelles yang meminta bantuan kepada IMF, dan menerima LoI. Dalam LoI tersebut Pemerintah Seychelles diminta untuk meliberalisasi penuh perekonomian dengan mengurangi peran pemerintah serta meningkatkan privatisasi. Dalam hal ini Amerika melalui IMF berupaya untuk memperkuat liberalisasi di Seychelles. Dikarenakan dengan meningkatkan privatisasi berarti mengurangi kendali pemerintah terhadap perekonomian. Selain itu perairan Seychelles memiliki sumber potensial cadangan minyak yang belum tereksploitasi. Hal ini bisa dipandang kesempatan bisnis bagi Amerika Serikat sebagai negara yang memiliki kuasa besar di IMF.

IMF sebagai hasil dari sistem Bretton Woods, jika dilihat dari Kacamata Neorealisme memiliki keterkaitan dengan Amerika Serikat yang memiliki tujuan untuk mempromosikan ekonomi liberal dengan mamajukan kerjasama moneter dalam hal ini membentuk IMF, memperluas perdagangan dan investasi dunia dan liberalisasi perekonomian global. 


Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip dari Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat atau US Foreign Policy yaitu Liberalis dimana Amerika Serikat berupaya untuk mengedepankan liberalisasi pasar, perdagangan bebas, investasi mudah dan menekankan HAM sebagai dasarnya, serta  menekankan Kapitalisme dalam prinsip Ekonominya. Hal tersebut yang ingin ditanamkan dan digencarkan oleh Amerika Serikat melalui IMF. Dan ini merupakan dominasi kekuatan yang dimiliki oleh Amerika Serikat dengan menempatkannya dalam posisi hegemon dimana negeri Paman Sam itu mendapat banyak keuntungan dari hal tersebut.

Belum ada Komentar untuk "Kacamata Neorealisme : International Monetary Fund (IMF) dan Hegemoni Amerika Serikat"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel