Indonesia dan G20 : Sejarah, Manfaat, dan Peran

Indonesia telah menjadi anggota Group of Twenty atau yang biasa dikenal dengan G-20 sejak forum intergovermantal ini dibentuk pada tahun 1999. Indonesia memandang G-20 ini sebagai forum eksklusif yang merupakan wadah bergengsi tinggi dimana Indonesia bisa berkontestasi untuk mencapai kepentingan nasionalnya.

Indonesia juga satu satunya negara dari ASEAN yang menjadi anggota tetap G-20. Selain itu Indonesia juga merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki pengalaman krisis ekonomi yang dahsyat dan bisa berhasil mengatasinya perlahan dengan relative baik, sehingga tak heran jika Indonesia dapat tergabung dalam Forum G-20.

Apa itu Group of Twenty (G-20) ?

Pada tahun 1999 dibentuk Group of Twenty (G-20) yang bertujuan untuk saling mempelajari, mendiskusikan, ataupun meninjau kembali isu isu kebijakan di antara negara negara industri dan pasar negara berkembang dengan tujuan guna mempromosikan stabilitas keuangan internasional. G-20 beranggotakan Argentina, Australia, Brazil, Canada, China, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Mexico, Rusia, Saudi Arabia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikas, dan Uni Eropa.

Anggota G-20 ini terdiri dari negara maju dan juga negara berkembang terbesar di dunia. Mereka mewakili sekitar 2/3 populasi dunia dimana 85% produk domestik bruto dan lebih dari 75% perdagangan global.

Dibentuknya G-20 ini sebagai upaya terobosan baru dalam kerjasama multilateralisme yang anggotanya dipandang signifikan dan sistematik. Keduapuluh anggota dari G-20 ini secara keseluruhan menguasai 80% lebih perekonomian dunia yang ditandai dengan pertumbuhan GNP, Penguasaan aliran investasi asing, Pasar, Perdagangan dunia, dan Populasi dunia. Hal inilah yang melahirkan asumsi bahwa jika perekonomian di keduapuluh anggota ini baik dan sehat, maka akan sehat juga perekonomian di seluruh dunia. 

Baca Juga : Indonesia Memimpin KTT G20 Tahun 2022, Apa saja yang akan Dibahas ?

Dalam mencapai sasaran tersebut, G-20 melakukan dua pendekatan. Pertama, G-20 merangkul negara negara yang memiliki modalitas ekonomi dimana secara bersama sama menguasai sebagian besar perekonomian dunia. Kedua, G-20 juga melibatkan perwakilan perwakilan dari Bank Dunia, IMF, serta lembaga lembaga keuangan global lainnya.

Bagaimana Indonesia Bisa Tergabung dalam G-20 ?

Seperti yang telah disebutkan, bahwasannya Group of Twenty ini merupakan sebuah forum yang ekslusif dan sangat bergengsi tinggi. Hal ini tidak mudah bagi setiap negara di dunia untuk bergabung dalam G-20. Ada beberapa alasan yang membuat Indonesia termasuk kedalam anggota tetap G-20. 

Pertama, Indonesia adalah salah satu negara berkembang dimana pertumbuhan ekonominya tercatat cukup penting diantara negara negara berkembang lainnya dan dimasukkan kedalam kategori emerging economy. Kedua, Indonesia adalah Negara dengan jumlah populasi penduduk terbesar keempat setelah China, Amerika Serikat, dan India. 

Ketiga, mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam dan oleh karena itu Indonesia dapat memainkan peran potensial dalam menjembatani perbedaan perbedaan di antara peradaban dunia. Keempat, Indonesia merupakan negara demokrasi baru yang dalam proses konsolidasi. Kelima, posisi geografis Indonesia yang signifikan.

Apa Saja Manfaat yang didapatkan Indonesia Ketika Bergabung dalam G-20 ?

Posisi Indonesia dalam G-20 tidak hanya mencerminkan pergeseran kekuatan perekonomian dunia, namun juga perubahan peran Indonesia sendiri. Perubahan perubahan ini tergambarkan dari apa yang di dorong oleh Indonesia dalam G-20. Indonesia menunjukan antusiasme yang tinggi atas keterlibatan Indonesia dalam forum global G-20 ini. Pada masa Presiden SBY, keanggotaan Indonesia dalam G-20 dilihat sebagai peluang bagi Indonesia dalam berperan aktif guna membantu reformasi arsitektur perekonomian dunia serta memberikan kontribusi dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi global yang kuat, berimbang dan berkelanjutan. Indonesia memiliki tiga kepentingan di dalam forum G-20.

Pertama, berpartisipasi dalam mengatasi krisis ekonomi global. Indonesia memiliki pengalaman krisis ekonomi seperti krisis 1998 dan 2008 yang telah memberikan kesempatan pada Indonesia guna berkontribusi dalam pembentukan kerangka eknomi global yang lebih tahan terhadap krisis serupa yang mungkin terjadi di masa depan. Mengkonsolidasikan pemulihan ekonomi serta menghindari krisis serupa menjadi kepentingan Indonesia dalam G-20 dan hal tersebut diwujudkan dengan menyusun regulasi regulasi mendesak serta saling menguatkan kordinasi antara negara anggota G-20.

Kedua, meningkatkan daya saing bangsa di tingkat global. Indonesia menyadari bahwa daya saing nasionalnya masih terbilang lemah, sehingga Indonesia merasa perlu untuk berupaya dalam meingkatkannya. Dengan bergabung dalam G-20, Indonesia melihat hal ini sebagai peluang yang berharap dapat memperoleh keuntungan dengan meningkatkan kemampuan saingnya dalam produk produk domestik di pasar global. Ketiga, Memajukan citra Indonesia di mata masyarakat internasional.

Menurut Presiden SBY, G-20 ini bukan hanya sebatas forum kerjasama ekonomi namun juga forum dimana beragam peradaban bertemu satu sama lain untuk berkerjasama. Hal ini berarti dimana G-20 merupakan rumah yang menjadi sumber kekuatan ekonomi dan peradaban, dimana terdapat negara Barat, China, Korea Selatan, Afrika Selatan, India, termasuk negara dengan penduduk Muslim yang besar seperti, Arab Saudi, Turki, dan Indonesia. Kedudukan Indonesia dalam forum G-20 juga banyak membantu peningkatan Ekspor dan Investasi.

Baca Juga : Pantun Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO

Bagaimana Peran Indonesia dalam G-20 Pada Masa Presiden SBY ?

Pada Forum G-20 Indonesia memahami bahwasannya kehadirannya sebagai salah satu negara emerging economy, dimana Indonesia harus mengartikulasikan kepentingan negara negara berkembang dalam proses G-20. Oleh karena itu, terdapat beberapa Peranan Indonesia sebagai anggota G-20 pada masa SBY, yaitu :

1.Inisiatif Indonesia dalam Global Expenditure Support Fund (GESF)

Global Expenditure Support Fund (GESF) adalah mekanisme keuangan yang di usulkan Indonesia pada pertemuan di Washington, 15 November 2008. GESF ini diusulkan oleh Indonesia sebagai inisiatif dalam membantu proses pemulihan dampak krisis di negara negara berkembang miskin. Pada dasarnya GESF merupakan dana cair yang disiapkan untuk negara berkembang dan diharapkan aliran dana tersebut digunakan untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur, perluasan dan penciptaan lahan pekerjaan, serta pembiayaan keberlangsungan program program Millenium Development Goals (MDGs).

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa Mekanisme Global Expenditure Support Fund (GESF) ini dibuat untuk membantu negara berkembang dan miskin baik dari anggota G-20 ataupun yang bukan anggota G-20  dalam menangani pertumbuhan ekonomi dan keberlangsungan pembangunannya. SBY juga menekankan bahwa dengan adanya aliran dana ini akan mendorong perkembangan ekonomi khususnya di negara negara Asia, terhadap pemulihan ekonomi dunia.

Usulan Indonesia terkait GESF ini menghasilkan respon yang positif dari Keduapuluh anggota G-20 yang memiliki harapan besar terhadap mekanisme dana bantuan ini untuk mendukung proses pembangunan ataupun melancarkan arus dana selama proses pemulihan pasca krisis keuangan global.

2.Peran Indonesia sebagai Co-chair Working Group 4 (WG4)

Sebagai anggota G-20 pada masa SBY, Indonesia tidak hanya berperan dalam Global Expenditure Support Fund (GESF) dan kebijakan kemudahan likuiditas dana pinjaman yang diberikan pada negara berkembang dan miskin saja, tetapi Indonesia juga memberikan sumbangan langsung melalui ide ide untuk mereformasi dalam Working Group 4 (WG4) yang digagas oleh Indonesia dan Perancis.

Indonesia dan Perancis menyelenggarakan pertemuan WG4 di Jakarta, 2 Maret 2009. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Keduapuluh anggota G-20 dan IMF serta Bank Dunia sebagai observer tetap G-20. Pertemuan ini merumuskan draft terkait prinsip prinsip umum dan action plan G-20 terhadap proses reformasi Bank Pembangunan Multilateral atau Multilateral Development Banks (MDBs).

Baca Juga : Mesranya Hubungan Indonesia dengan Palestina

Pembahasan mekanisme reformasi MDBs ini bertujuan, pertama untuk meningkatkan peran MDBs dalam menyediakan dana cair untuk negara berkembang (emerging markets) khususnya jika terjadi krisis. Kedua, pembahasan mengenai peningkatan kecukupan modal bagi seluruh MDBs sebagai instrumen antisipasi dan solusi krisis keuangan akibat terhambatnya arus likuiditas. Ketiga, reformasi manajemen MDBs yang berdasar transparansi, efektifitas peran country office dan pembenahan dalam mencapai keseimbangan kuota dan representasi antara negara maju dan negara berkembang.

Presiden SBY mendukung penuh terkait adanya pembahasan dalam WG4 ini dengan mengatakan bahwa MDBs perlu didukung dan didorong dalam proses reformasi manajemennya serta dibutuhkannya instrumen dana (budget support) guna keberlangsungan pembangunan infrastruktur di negara emerging markets serta program program untuk mencapai MDGs.

Belum ada Komentar untuk "Indonesia dan G20 : Sejarah, Manfaat, dan Peran"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel