Nuklir Korea Utara yang Semakin Mengerikan

Korea Utara merupakan suatu negara yang terletak di kawasan Asia Timur yang berbatasan dengan Laut Jepang dan beberapa negara seperti Rusia, China, dan Korea Selatan. Negara yang terkenal dengan kemandiriannya ini memiliki Pyongyang sebagai Ibukota negaranya. Korea Utara memiliki perekonomian yang terkomando atau sentralistik dimana negara mengontrol semua peralatan produksi, serta pemerintah menetapkan prioritas dalam penekanan pembangunan ekonomi.

Negara Korea Utara dikenal sebagai salah satu negara paling rahasia di dunia. Hal ini dikarenakan tidak banyak aktivitas hubungan luar negeri Korea Utara dengan negara lain di dunia. Khususnya dengan tetangganya yakni Korea Selatan, dimana kedua negara sudah lama tidak berhubungan satu sama lain sejak berakhirnya perang korea. Namun ketegangan antara kedua negara itu mulai mereda ketika pada tahun 2018 kemarin, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bertemu dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae in di perbatasan kedua negara. Dan hal tersebut merupakan momen penting dalam sejarah kontemporer bagi kedua negara.

Selain terkenal dengan sifat mandirinya, Korea Utara juga melekat pada isu terkait senjata nuklir dan rudal balistiknya. Bahkan dunia merasa khawatir akan pengembangan sejumlah senjata yang sangat berbahaya di Korea Utara yang telah meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa negara juga telah menegaskan bahwa pengembangan serta percobaan nuklir Korea Utara harus segera dihentikan, hal ini akan menimbulkan ancaman di sekitar kawasan maupun di dunia internasional.

Seberapa Sering Korea Utara Melakukan Uji Coba Sejumlah Senjata Andalannya ?

Korea Utara telah melakukan sejumlah uji coba senjata andalannya baik nuklir, rudal balistik, ataupun senjata andalan lainnya sejak lama. Seperti pada Oktober 2006, Korea Utara mengklaim bahwa mereka telah melakukan uji coba nuklir bawah tanah pertama mereka di wilayah Punggye-yok yang merupakan sebuah daerah terpencil di Timur Laut dekat kota Kilju. Sebelumnya Pyongyang telah memberikan informasi kepada dunia internasional mengenai niatnya untuk menguji perangkat nuklir tersebut. Selepas pengujian, DK PBB memberikan sanksi militer dan ekonomi terhadap Korea Utara.

Baca Juga : Respon Dunia Terhadap Nuklir Korea Utara

Pada Mei 2009, Korea Utara mengklaim telah melakukan percobaan nuklir keduanya yang kekuatan ledakannya setara dengan bom AS yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada tahun 1945. Walaupun Korea Utara tidak menginformasikan titik lokasi uji coba nuklirnya, namun gempa berkekuatan 4,7 SR terdeteksi di wilayah Punggye-yok serupa dengan wilayah uji coba pertamanya.

Pada Februari 2013, Negara "Mandiri" ini menginformasikan telah melakukan uji coba nuklir bawah tanah ketiganya. Percobaan nuklir Korea Utara pada 2013 ini ditandai dengan terdeteksinya aktivitas seismik di dekat situs nuklir Punggye-ri yang gempa buatan berkekuatan 5,1 SR. Selain itu, Pyongyang juga mengklaim bahwa mereka telah mengembangkan senjata nuklir yang lebih ringan agar bisa diletakan di atas rudal jarak jauh yang bisa mencapai daratan Amerika Serikat.

Dunia internasional diperingatkan akan kemungkinan percobaan nuklir Korea Utara yang berkekuatan gempa 5,1 SR pada Januari 2016 dan dikonfirmasi oleh televisi pemerintah Korea Utara. Mereka mengatakan telah berhasil dengan sempurna dalam menguji bom hidrogen pertamanya. Namun, setelah aktivitas uji coba tersebut, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon mengatakan bahwa tindakan tersebut sangat mengganggu stabilitas keamanan regional.

Kemudian pada September 2016, Korea Utara melakukan uji coba nuklir yang cukup dahsyat dengan melakukan ledakan hulu yang menyebabkan gempa magnitudo berkekuatan 5,3 yang setara dengan 10 kiloton TNT. Para pemimpin dari negara tetangga seperti China, Jepang, dan Korea Selatan menentang tindakan Korea Utara tersebut. Namun, di Korea Utara sendiri mereka mengatakan tes tersebut sangat sukses dan akan terus memperkuat kemampuan nuklirnya untuk melindungi kedaulatannya.

Sepanjang tahun 2017, Korea Utara telah menguji beberapa rudal dan menunjukan peningkatan yang pesat dalam teknologi militernya. Khususnya pada September 2017, telah terdeteksi gempa berkekuatan 6,3 di wilayah Kilju dimana tempat situs uji coba nuklir di Korea Utara. Uji coba nuklir kali ini merupakan nuklir yang paling kuat dan diperkirakan memiliki kekuatan 100 Kiloton yang setara dengan empat sampai lima kali lebih kuat dari bom yang dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki di Jepang.

Pada Oktober 2020, Korea Utara meluncurkan senjata rudal balistik barunya. Mereka meyakini bahwa senjata tersebut dapat mengirimkan hulu ledak nuklir mencapai Amerika Serikat.

Kemudian baru baru ini, pada Januari 2021, Pyongyang telah meluncurkan rudal lain yang merupakan rudal balistik jenis baru yang diluncurkan dari kapal selam. Korea Utara menyatakan bahwa senjata ini merupakan senjata paling kuat di dunia. Senjata baru ini juga dikabarkan memiliki fitur canggih seperti dapat bermanuver lebih mudah sehingga membuatnya lebih susah untuk terdeteksi. Rudal hipersonik yang baru baru ini diuji juga dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan yang jauh lebih cepat dari sebelumnya.

Mengapa Korea Utara Sangat Tertarik Mengembangkan Sejumlah Senjata Mematikan ?

Dengan kapabilitas militer yang memadai, kemungkinan Korea Utara sudah memiliki kemampuan untuk menyerang tetangganya Korea Selatan dan Jepang dengan senjata nuklir pada rudal balistik jarak menengah yang mereka miliki. Selain itu mereka juga memiliki program senjata kimia dan biologi yang mematikan. Korea Utara juga menegaskan bahwa kemampuan senjata nuklir dan rudal balistiknya bisa melewati antarbenua khususnya dapat menjangkau ke seluruh benua Amerika Serikat hingga ke Florida.

Tentu dengan kepemilikan senjata yang berbahaya oleh Korea Utara ini dapat mengancam stabilitas keamanan regional. Namun, Korea Utara tetap terus berusaha untuk meningkatkan kapabilitas militernya demi keamanan negaranya. Hal tersebut didorong oleh beberapa faktor yang membuat Korea Utara tetap terus mengembangkan sejumlah senjata berbahaya, diantaranya ialah:

Beberapa ahli mengatakan bahwa kepemilikan nuklir Korea Utara digunakan sebagai pencegahan, prestise internasional, dan diplomasi koersif negara itu. Sehinga dengan memiliki senjata ini, Korea Utara dapat secara bersamaan memenuhi beberapa kepentingan nasionalnya.

Untuk kelangsungan hidup rezim juga merupakan salah satu motivasi Pengembangan nuklir Korea Utara. Hal ini dibenarkan oleh pihak Pyongyang yang mengatakan bahwa senjata nuklirnya sebagai jaminan perlindungan terhadap sejumlah kebijakan musuhnya atau ancaman seperti intimidasi AS, serangan militer, perlawanan rezim otoriter.

Baca Juga : Korea Utara Melarang Warganya Menonton Serial Netflix Squid Game

Adanya prinsip " Berdiri Sendiri ". Korea Utara merasa bahwa di dunia internasional tidak ada yang namanya teman sejati. Oleh karenanya program nuklir di Korea Utara yang lahir pada 1960-an dilatarbelakangi oleh persepsi bahwa rezim tidak dapat mengandalkan sebuah negara untuk pertahanan keamanannya.

Korea Utara juga melihat senjata nuklir ini sebagai sarana untuk mendapatkan status yang setara dengan negara adidaya Amerika Serikat. Pyongyang telah lama mencari pengakuan formal dengan senjata nuklir yang ia miliki sehingga bisa mendapatkan posisi yang setara dengan AS. Menteri Luar Negeri Korea Utara juga mengatakan kepada Majelis Umum PBB bahwa tujuan akhir Pyongyang adalah untuk "membangun keseimbangan kekuatan dengan Amerika Serikat".

Sebagai sarana diplomasi koersif. Setiap negara selalu memiliki kepentingan nasionalnya dan untuk mencapai kepentingan nasional itu setiap negara berusaha untuk melakukan beberapa hal seperti, diplomasi, kerjasama, menjalin hubungan dengan negara lain, dan lain-lain. Korea Utara melihat senjata nuklir sebagai alat untuk berdiplomasi guna mencapai kepentingan nasionalnya. Nuklir juga dipercaya dapat membuat Pyongyang memiliki kekebalan dari respon internasional apapun.

Bagaimana Kemampuan Nuklir Korea Utara dan Apakah Korea Utara Memiliki Senjata Pemusnah Massal lainnya ?

Korea Utara memiliki sejumlah senjata nuklir dan rudal yang bervariasi. Hal ini dibuktikan ketika negara tersebut telah menguji serangkaian rudal yang berbeda seperti, jarak pendek, menengah, antarbenua, hingga rudal balistik yang diluncurkan melalui kapal selam.

Rezim Korea Utara berhasil menguji coba rudal balistik antarbenua (ICBM), yang masing masing dapat membawa hulu ledakan nuklir yang besar. Dijelaskan juga bahwa pengujian senjata Hwasong-15 ICBM, rudal tersebut bisa mencapai ketinggian 4.475 Kilometer (2.780 mil) jauh di atas stasiun Luar Angkasa Internasional dan terbang sekitar 1.000 kilometer sebelum pada akhirnya mendarat di laut lepas pantai Jepang.

Korea Utara telah berhasil meningkatkan kapabilitas senjatanya secara signifikan meskipun dikenai sanksi ekonomi oleh dunia internasional. Sebelumnya pada tahun 2017 Korea Utara telah menguji sejumlah rudal yang merepresentasikan kemajuan pesat dalam teknologi militernya. Seperti rudal Hwasong-12 yang diperkirakan bisa mencapai 4.500 km, yang bisa menempatkan pangkalan militer AS di pulau Pasifik Guam dalam jarak yang cukup dekat.

Kemudian terdapat Hwasong-14 yang memiliki kemampuan lebih besar dibanding sebelumnya. Rudal ini bisa mencapai jangkauan 8.000 km hingga 10.000 km jika diluncurkan dalam lintasan maksimum. Hal ini juga diperkirakan menjadi rudal balistik Pyongyang antarbenua pertama yang benar benar mampu mencapai New York. Peningkatan terus terjadi ditandai dengan hadirnya Hwasong-15 yang telah diuji coba oleh Korea Utara dan memiliki jangkauan yang cukup jauh sekitar 13.000 km. Jika diluncurkan pada lintasan yang lebih datar, bisa menempatkan semua benua Amerika Serikat dalam jangkauan.

Baru-baru ini, di awal tahun 2021 Korea Utara telah melunjurkan variasi rudal lain. Jenis rudal balistik baru ini diluncurkan melalui sejumlah kapal selam dan dinyatakan sebagai "senjata paling kuat di dunia". Dari rentetan persenjataan militer yang dimiliki Korea Utara, menjadikan negara tersebut sebagai negara dengan militer terkuat ke-18 dari 137 negara di dunia menurut laporan tahunan Global Fire Power.

Baca Juga : Tak Hanya Korea Utara, Sejumlah Negara ini Juga Terbebas dari Covid-19

Korea Utara juga diyakini memiliki segudang senjata kimia seperti, sulfur mustard, chlorine, phosgene, sarin, dan VX nerve agents. Diperkirakan Korea Utara telah menimbun sekitar 2.500 sampai 5.000 ton senjata kimia. Racun ini bisa ditembakkan menggunakan berbagai peluru konvensional, roket, pesawat terbang, maupun rudal. Selain itu, Korea Utara juga memiliki beberapa kemampuan senjata biologis seperti kemampuan untuk menghasilkan patogen termasuk antraks, cacar, dan wabah.

Belum ada Komentar untuk "Nuklir Korea Utara yang Semakin Mengerikan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel