Indonesia dan Australia Menuju Kerja Sama Green Economy

Isu perubahan iklim memang tengah menyita perhatian dunia internasional. Hal ini karena isu perubahan iklim memiliki dampak yang besar di mana seluruh peradaban umat manusia terancam. Berbagai upaya telah dilakukan oleh seluruh elemen aktor-aktor internasional baik individu, organisasi internasional, NGO, negara, dan sejumlah aktor lainnya. Negara-negara tengah menyusun rencana strategi untuk menghadapi isu perubahan iklim seperti adanya Konferensi COP26 di Glasgow dan juga pembahasan penting dalam KTT G20 terkait isu perubahan iklim.

Perdana Menteri Scott Morrison secara resmi mengkonfirmasi di Glasgow bahwa Australia akan berkomitmen penuh pada target emisi nol bersih pada tahun 2050. Indonesia sebagai negara yang memegang presidensi KTT G20 tahun 2022, tengah berusaha untuk menjadikan isu perubahan iklim sebagai salah satu poin penting yang perlu dikaji dan Indonesia terus melakukan berbagai pendekatan dalam menghadapi perubahan iklim. G20 menyoroti komitmen kedua negara tersebut yang dikabarkan akan menjalin kerja sama menuju " Green Economy " atau ekonomi hijau setelah Presiden Indonesia Joko Widodo dan Perdana Menteri Scott Morrison mengeluarkan pernyataan terkait " Ekonomi Hijau dan Transisi Energi ".

Apa itu Green Economy ?

Green Economy  adalah suatu konsep ekonomi yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesetaraan serta kesejahteraan sosial masyarakat. Selain itu, juga dapat mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan. Green Economy atau Ekonomi Hijau juga dapat dimaknai sebagai suatu perekonomian yang rendah atau bahkan tidak menghasilkan emisi karbondioksida terhadap lingkungan, menghemat sumber daya alam, serta berkeadilan sosial.

Baca Juga : Mengenal COP26, Pertemuan Negara-Negara yang Membahas Isu Perubahan Iklim

UN Environment Programme (UNEP) mendefinisikan Green Economy adalah model ekonomi baru yang berkembang dengan pesat yang bertolak belakang dengan model ekonomi sekarang yang menggunakan fossil fuels. Green Economy juga membahas terkait ketergantungan manusia secara ekonomis terhadap ekosistem alam dan akibat dari efek aktivitas ekonomi manusia terhadap climate change dan global warming.

Selain itu, bentuk implementasi kebijakan yang pro ekonomi hijau pada level internasional adalah seperti perjanjian perdagangan bilateral dan multilateral untuk jalur barang dan jasa yang berkaitan dengan lingkungan, bantuan internasional untuk mendukung penerapan Green Economy, aktivasi pasar karbon global, pengembangan pasar global untuk servis ekosistem, pengembangan dan transfer teknologi yang ramah lingkungan, dan koordinasi internasional dalam implementasi paket stimulus green.

Bagaimana Kerja Sama Green Economy yang digagas oleh Indonesia dan Australia ?

Indonesia dan Australia menyadari bahwa pengurangan emisi gas rumah kaca merupakan tantangan global yang perlu diatasi melalui serangkaian kerangka kerja sama dan kolaborasi untuk mengembangkan, menyebarkan, membiayai sejumlah teknologi rendah emisi yang terjangkau. Selain itu juga turut mendukung infrastruktur yang akan membantu transisi ke ekonomi emisi yang lebih rendah dan mempertahankan serta meningkatkan keamanan energi. Oleh karena itu, Indonesia bersama dengan Australia mendukung pembangunan berkelanjutan di kawasan untuk membantu rantai pasokan dan ekonomi energi terbarukan yang inklusif dan juga tangguh, serta berusaha untuk memperluas peluang dalam menciptakan lapangan pekerjaan yang berkelanjutan dan mendorong investasi hijau.

Baca Juga : Tidak Hanya Australia, Kedua Negara Ini juga Pernah Menerapkan Lockdown Terpanjang di Dunia

Indonesia dan Australia juga mengakui hasil yang positif ini dapat dicapai melalui pilar Kemitraan Strategis Komprehensif (CSP) dan juga kerangka kerja sama ekonomi dan pembangunan bilateral, termasuk Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA).

Berbagai kerangka kerja sama tersebut yang sudah terjalin lama antara kedua negara nantinya akan turut mendukung pembangunan hijau dengan tujuan ekonomi dan transisi energi antar kedua negara. Selain itu, Australia juga menyadari peluang untuk dapat berkolaborasi dengan pendekatan regional seperti ASEAN melalui perjanjian perdagangan bebas regional.

Indonesia dan Australia berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi yang ada dan difokuskan pada transisi iklim dan energi, pendanaan iklim, tata kelola lingkungan dan pengelolaan sumber daya, konservasi air, perlindungan keanekaragaman hayati, dan juga pengurangan dan ketahanan risiko bencana. Mereka juga memegang teguh prinsip untuk mempromosikan dan menjunjung tinggi inklusi gender dan sosial, termasuk peran dan partisipasi pemuda-pemudi dalam aksi iklim. Hal ini dilakukan sebagai cara untuk terus mendukung pembangunan daerah yang adil dan berkelanjutan.

Beberapa langkah nyata yang akan dicapai oleh kedua negara antara lain, memanfaatkan program IA-CEPA ECP Katalis untuk mengembangkan kemitraan bisnis kendaraan listrik Indonesia-Australia untuk mengamankan tantangan masa depan dalam transisi energi bersih dan memberikan industri bernilai tambah yang menciptakan pertumbuhan lapangan kerja. Selain itu, mereka juga mempromosikan kolaborasi antara lembaga penelitian dan mitra industri Indonesia-Australia untuk mendukung transisi energi kedua negara dengan solusi yang praktis dan hemat biaya.

Keduanya juga akan memperkuat hasil dari ekonomi hijau yang mendukung infrastruktur rendah karbon dan jaringan transportasi yang tangguh, termasuk melalui Kemitraan Indonesia  Australia untuk Infrastruktur (KIAT), program regional Kemitraan untuk Infrastruktur (P4I) serta melalui program pembangunan ASEAN-Australia yang inklusif dan saling menguntungkan.

Baca Juga : Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022, Apa Saja Poin yang Dibahas ?

Australia juga telah menyatakan dukungannya kepada Indonesia dalam rangka Presidensi G20 yang akan dipegang oleh Indonesia pada tahun 2022 dengan tema Recover Together, Recover Stronger. Australia juga memberikan suaranya kepada Indonesia atas upaya Indonesia dalam menjadikan isu perubahan iklim sebagai fokus tema lintas sektor di bawah lima prioritasnya yakni mempromosikan produktivitas, meningkatkan ketahanan dan stabilitas, memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif, menciptakan lingkungan dan kemitraan yang mendukung, serta membentuk kepemimpinan global kolektif yang lebih kuat.

Belum ada Komentar untuk "Indonesia dan Australia Menuju Kerja Sama Green Economy"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel