Presiden Filipina Ancam Masyarakat yang Menolak Vaksin dengan Hukuman Penjara

Presiden Filipina Rodrigo Duterte baru-baru ini banyak di perbincangkan setelah ia mengancam akan mengirim masyarakatnya ke penjara jika mereka menolak untuk divaksinasi Covid-19. Hal ini dilatarbelakangi oleh kondisi sulit yang dialami oleh Filipina baru-baru ini akibat penyebaran Covid-19 yang masif, khususnya peringatan tinggi atas kasus-kasus baru varian Delta. Sehingga membuatnya merasa perlu untuk memberlakukan aturan yang lebih ketat lagi terutama dalam menyukseskan progam vaksinasi Covid-19 di negara tersebut.

Presiden Rodrigo Duterte mengatakan dalam pidatonya bahwa masyarakat dapat memilih untuk mendapatkan vaksin Covid-19, atau Duterte akan mengirimnya ke penjara. Filipina telah memulai program vaksinasinya sejak Maret 2021, akan tetapi banyak laporan mengatakan bahwa ketertarikan masyarakat terhadap program vaksinasi Covid-19 sangat rendah. Diperkirakan dari populasi Filipina yang berjumlah sekitar 111 jura jiwa, hanya sekitar 2,1 juta jiwa atau sekitar 1,9% saja yang telah divaksinasi Covid-19 dengan dosis yang lengkap pada 20 Juni 2021.

Baca Juga : Mengenal Varian Covid-19 Omicron

WHO mengatakan bahwa pada saat itu Filipina telah mencatat sekitar 1,26 juta kasus terinfeksi Covid-19 yang dikonfirmasi dengan total angka kematian sekitar 23.749 akibat virus corona. Hal ini terbilang bukan kondisi yang cukup baik tentunya, oleh karena itu para petinggi negara seperti Presiden Filipina Rodrigo Duterte merasa perlu untuk bertindak lebih lanjut dalam memerangi penyebaran Covid-19 di negaranya. Duterte seringkali melontarkan pernyataan yang kontroversial akibat pengakuannya yang semakin jengkel dengan orang-orang yang tidak mau patuh terhadap aturan Covid-19, salah satunya vaksinasi.

Sebelumnya pada tahun 2020, Duterte memberikan pernyataan di mana ia akan memerintahkan polisi dan militer Filipina untuk menembak dan membunuh siapa pun yang melanggar Lockdown selama sebulan di pulau Luzon. Sejak ancaman itu, terdapat beberapa kasus dugaan pelanggar yang dibunuh oleh pihak berwenang, termasuk seorang pria tua dan seorang mantan tentara yang dikabarkan menderita gangguan stress pasca-trauma.

Pernyataan kontroversial Duterte tak hanya sampai situ, ia juga pernah mengancam orang-orang yang menolak untuk divaksinasi akan menyuntikan mereka dengan suntikan Ivermectin yang merupakan obat antiparasit yang banyak digunakan untuk memperlakukan hewan seperti babi. Selain itu, ia juga pernah mengatakan kepada orang-orang FIlipina yang menolak vaksinasi Covid-19 harus meninggalkan negara tersebut dan pergi ke India atau Amerika Serikat. Presiden Filipinadrigo Duterte telah menuai banyak kritik dikarenakan pendekatannya yang keras dalam menghadapi virus corona di Filipina.

Apakah Penyebab Masyarakat Filipina Enggan Melakukan Vaksinasi Covid-19 ?

Kondisi penyebaran Covid-19 yang semakin ganas dan tingkat vaksinasi yang masih rendah di Filipina memang cukup memprihatinkan. Hal ini membuat kekecewaan dan kekesalan Presiden Filipina yang tercermin dari sejumlah tindakan dan pernyataan kerasnya yang dilontarkannya kepada masyarakat publik. Beberapa sumber mengatakan bahwa beberapa masyarakat Filipina masih meragukan tingkat keberhasilan atas vaksin Covid-19.

Baca Juga : Faktor Penyebab Masyarakat Eropa yang Menolak Lockdown Lagi

Selain itu, keraguan vaksin Covid-19 di Filipina juga berasal dari kurangnya program kampanye terkait kesadaran besar-besaran tentang manfaat vaksinasi, kurangnya vaksin yang disukai, serta efek samping vaksin yang akan dirasakan. Sejumlah tokoh di Filipina menilai bahwa pernyataan Presiden Duterte merupakan retorika daripada ancaman, hal tersebut seharusnya berada dalam konteks yang memberikan arah positif dan jelas dari program vaksinasi. Menurut mereka, makian verbal serta ancaman keras tidak akan memberikan solusi, melainkan hanya akan membuat kebingungan dan rasa bimbang yang dirasakan di tengah masyarakat Filipina.

Adakah Aturan Baru yang Muncul Terkait Vaksinasi Covid-19 di Filipina ?

Dalam rangka upaya untuk menghambat penyebaran varian Covid-19 terbaru yang lebih menular, Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah mengatakan kepada masyarakat Filipina yang tidak divaksinasi untuk tetap di rumah dan tidak meninggalkan rumah mereka. Negara itu pekan lalu juga telah mengkonfirmasi adanya varian Delta dan varian Omicron juga telah mencapai Filipina, sehingga pemerintah mendorong untuk menerapkan kembali tindakan yang ketat dalam mengendalikan penyebaran virus corona. Filipina sejauh ini mencatat 119 kasus varian Delta.

Dengan total keseluruhan sekitar 1,6 juta kasus Covid-19 dan lebih dari 27.000 angka kematian akibat dari Covid-19. Hal ini menjadikan FIlipina sebagai negara kedua di kawasan Asia Tenggara yang memiliki wabah Covid-19 terburuk setelah Indonesia. Sejumlah aturan harus diperketat, pemerintahan Metro Manila mengumumkan bahwa mereka membutuhkan orang yang tidak divaksinasi untuk mengatur mobilitas mereka dengan tidak meninggalkan rumah mereka.

Baca Juga : Sampai Saat ini, Eritrea Menjadi Negara yang Belum Melakukan Vaksinasi Covid-19

Berdasarkan perintah tersebut, orang yang tidak divaksinasi wajib untuk tinggal di rumah kecuali jika mereka butuh untuk membeli barang-barang penting atau tujuan medis. Orang yang tidak divaksinasi dilarang untuk pergi ke restoran, mal, hotel, ruang publik, dan semua tempat rekreasi lainnya. Dilaporkan bahwa mereka tidak dapat menggunakan transportasi umum dan harus menjalani test Covid-19 setiap dua minggu dengan biaya sendiri. Jika aturan tersebut dilanggar, maka mereka akan didenda sekitar $1.000 atau dijatuhi hukuman penjara hingga enam bulan.

Belum ada Komentar untuk "Presiden Filipina Ancam Masyarakat yang Menolak Vaksin dengan Hukuman Penjara"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel