Kerusuhan di Kazakhstan Menjadi Penyebab Harga Bitcoin Turun

Kazakhstan merupakan sebuah negara yang terletak di kawasan Asia Tengah berbatasan langsung dengan Rusia di sebelah Utara dan Barat, serta di sebelah Timur berbatasan dengan China, dan di sebelah Selatan berbatasan dengan Uzbekistan, Turkmenistan, Kirgistan, dan Laut Kaspia. Negara bekas reruntuhan Uni Soviet ini mengalami krisis yang terjadi baru-baru ini hingga melibatkan negara tetangga yakni Rusia. 

Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengklaim bahwa kerusuhan demonstrasi kekerasan yang baru-baru ini mengguncang negaranya merupakan sebuah "upaya kudeta" oleh "kelompok bersenjata". Pihak berwenang Kazakhstan melaporkan bahwa terdapat hampir sekitar 8.000 orang yang ditahan oleh polisi selama kerusuhan terjadi. Peristiwa ini juga menjadi kerusuhan terburuk yang pernah dihadapi oleh negara bekas Uni Soviet itu sejak memperoleh kemerdekaannya 30 tahun yang lalu.

Apa Penyebab Kerusuhan yang Terjadi di Kazakhstan ?

Beberapa sumber mengatakan kerusuhan yang melanda Kazakhstan telah menyebabkan sekitar 225 orang tewas selama demonstrasi kekerasan itu terjadi. Kepala layanan penuntutan pidana di kantor kejaksaan mengatakan, sekitar 19 petugas kepolisian atau prajurit dikabarkan tewas saat bertugas dan sekitar 4.300 orang terluka. Laporan resmi korban tewas sebelumnya berjumlah 164 korban jiwa.

Baca Juga : Protes Anti Lockdown Mengguncang Negara-Negara Eropa

Kerusuhan yang terjadi di Kazakhstan bermula ketika upaya demonstrasi yang dimulai pada 2 Januari tahun 2022 di negara itu. Para pengunjuk rasa berkumpul untuk menyuarakan kegelisahan yang dialami masyarakat Kazakhstan dengan memprotes kenaikan yang sangat tajam terkait harga bahan bakar khususnya bahan bakar gas cair. Meskipun Kazakhstan sendiri merupakan negara di Asia Tengah yang kaya minyak dan gas maupun sumber daya alam lainnya, namun upah minimum negara tersebut kurang dari setara dengan $100 per bulan.

Mereka dengan cepat menyebar ke seluruh kota, dan melebar menjadi gerakan protes umum terhadap pemerintah otoriter negara itu. Sebuah aksi demonstrasi pun berubah menjadi aksi kerusuhan dan kekerasan dalam beberapa hari yang terjadi di sejumlah kota khususnya di Almaty, yang merupakan kota terbesar di negara itu. Kegelisahan dan Amarah para pengunjuk rasa tidak dapat terhentikan ketika para demonstran beramai-ramai menyerbu sejumlah gedung pemerintahan yang kemudian membakarnya.

Para pengunjuk rasa turun ke jalan dan bentrok dengan sejumlah pasukan keamanan. Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan sejumlah mobil dibakar dan polisi mengerahkan gas air mata ketika massa mencoba untuk menyerbu gedung-gedung pemerintahan. Suara tembakan menggelegar selama proses demonstrasi yang berubah menjadi ekspresi frustasi masyarakat terhadap para pemimpin di negara Kazakhstan.

Mengapa Kerusuhan di Kazakhstan Berdampak Pada Penurunan Harga Bitcoin ?

Negara Asia Tengah bekas runtuhan Uni Soviet ini dalam beberapa hari terakhir telah diguncang oleh bentrokan kekerasan dan kerusuhan yang terjadi antara pengunjuk rasa, polisi, dan juga tentara. Kerusuhan yang semakin sulit dikendalikan, membuat pemerintah melakukan sejumlah tindakan lebih lanjut untuk menangani hal tersebut, salah satunya ialah menutup akses internet secara nasional di Kazakhstan. Meskipun niatnya adalah untuk mengontrol kerusuhan yang terjadi, efek dari pemadaman tersebut ternyata telah menyebar lebih jauh.

Baca Juga : Daftar Negara yang Mendukung Penggunaan Bitcoin dan Cryptocurrency

Sudah berhari-hari sejak ribuan pengunjuk rasa menyerbu ke jalan-jalan di Kazakhstan untuk mengekspresikan kegelisahan dan kemarahannya terkait kenaikan harga bahan bakar gas cair, dan juga kekecewaannya terhadap pemimpin negara otoriter tersebut, hal ini juga berarti sudah berhari-hari sejak internet ditutup secara nasional yang mengorbankan keselamatan dan keamanan banyak bisnis dan penduduk. Di antara sektor bisnis yang paling terpukul ialah penambangan bitcoin, industri yang sedang berkembang di negara Asia Tengah.

Pada tahun 2021, Kazakhstan menyandang gelar sebagai pusat penambangan bitcoin terbesar kedua di dunia dengan 18,1 persen perusahaan pertambangan bitcoin global berlokasi di Kazakhstan, berdasarkan data dari Cambridge Center for Alternative Finance. Kazakhstan telah menjadi surga baru bagi penambangan bitcoin, khususnya setelah China mengusir para penambang dari negaranya. Tindakan keras pemerintah China terhadap sektor industri bitcoin, telah menjadikan Kazakhstan sebagai salah satu negara penambangan bitcoin terbesar di dunia.

Dengan kerusuhan yang terjadi, serta layanan internet yang dipadamkan secara nasional di Kazakhstan, telah berdampak para penambang bitcoin yang terpengaruh. Akibatnya, sekitar 15 persen jaringan bitcoin dunia telah jatuh. Harga bitcoin juga turun dan sekaligus mempengaruhi pasar Cryptocurrency. Bitocoin dan Cryptocurrency di buat dengan cara ditambang oleh komputer bertenaga tinggi, biasanya di pusat data di berbagai belahan dunia yang bersaing untuk memecahkan teka-teki matematika yang kompleks dalam proses yang sangat intensif energi.

Baca Juga : Deretan Negara yang Melarang Penggunaan Bitcoin dan Cryptocurrency

Bitcoin.com News melaporkan bahwa peristiwa kerusuhan yang melanda Kazakhstan telah mempengaruhi pasar Crypto dan harga bitcoin jatuh di bawah US $44.000, pada 5 Januari tahun 2022. Selain penurunan harga, rata-rata hashrate jaringan bitcoin juga turun di bawah 170 exahashes per second (EH/s). Komunitas Crypto menyatakan keprihatinannya terhadap kerusuhan yang terjadi di Kazakhstan yang dapat menyebabkan kemunduran lebih lanjut.

Belum ada Komentar untuk "Kerusuhan di Kazakhstan Menjadi Penyebab Harga Bitcoin Turun"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel