Islam di China, Bagaimana Pola Hubungannya ?

Banyak sejumlah argumen yang mengatakan bahwa dunia Islam dan Komunisme adalah dua hal yang berlawanan. Mereka mengatakan secara umum hubungan yang terjalin antara dunia Islam dan Komunisme sama sekali tidak cocok di mana kedua hal tersebut menganut sistem kepercayaan yang berbeda antara satu sama lain. Banyak dari mereka yang menggambarkan Islam dan Komunis seperti minyak dan air, yang mana sangat sulit untuk mempertemukan kedua hal tersebut. Oleh karena itu, sangat menarik untuk melihat bagaimana pola hubungan antara dunia Islam dengan China yang merupakan salah satu negara yang dikenal sebagai negara komunis.

Bagaimana Sejarah Perkembangan Islam di China ?

Sebelum tahun 1950-an, sejumlah pemimpin Beijing menghimbau kepada sejumlah orang beragama dan membujuk para ulama untuk bergabung dalam "Front Persatuan" di Gerakan Konstruktif Sosialis, yang tujuannya adalah untuk memperkuat sosialisme. Dengan cara ini, para pemimpin Beijing berusaha untuk melunakkan potensi perlawanan dari sejumlah otoritas agama. Berbagai etnis minoritas dapat mempertahankan bahasa, adat istiadat, dan kebebasan agama mereka khususnya agama Islam.

Sejumlah pemimpin juga menginginkan kerja sama dengan para tokoh Islam khususnya dalam melestarikan adat istiadat masyarakat muslim. Namun, pada akhir tahun 1950-an tepatnya setelah Komunis mengambil kendali penuh terhadap China, sejumlah langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi kekuatan otoritas keagamaan. Peristiwa tersebut dikenal dengan Reformasi Keagamaan yang digagas oleh Partai Komunis China. Di bawah kebijakan tersebut, sejumlah masjid ditutup dan banyak ulama yang dipaksa bekerja di luar keinginan mereka dan meninggalkan pos keagamaan mereka.

Baca Juga : Kebijakan Pragmatis China di Kawasan Asia Selatan

Hal itu merupakan penganiayaan pertama yang melibatkan umat Islam setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok. Penindasan pun berlanjut hingga tahun 1966-1976, yang bertujuan untuk meluncurkan kediktatoran proletar di semua aspek kehidupan masyarakat dan pribadi guna menghancurkan kapitalisme. Sebagian besar masjid di tutup dan dialihkan menjadi sebuah sekolah umum, bengkel, pabrik, kantor, bahkan fasilitas penyimpanan.

Selain itu, sejumlah adat tradisional seperti pemakaman Muslim dan sunatan sama sekali dilarang oleh pemerintah. Banyak ulama yang dipenjarakan selama bertahun-tahun. Bahkan sejumlah masjid juga dihancurkan total, salinan Al-Quran dan buku Islam lainnya dibakar, serta banyak Muslim yang dipaksa untuk memelihara babi. Peristiwa ini dikenal sebagai Revolusi Kebudayaan di mana memperlakukan semua agama sebagai hal yang berlawanan terhadap pemerintahan.

Bagaimana Kebangkitan Islam di China ?

Dengan runtuhnya pemerintahan Mao Zedong pada tahun 1976, pemimpin baru Deng Xiaoping mengambil alih pemerintahan dan memperkenalkan wajah China yang lebih terbuka dari sebelumnya. Sejumlah perubahan kebijakan telah dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat. Walaupun sejumlah kebijakan yang diadopsi melalui pendekatan yang jauh lebih pragmatis, namun era ini secara bertahap menghasilkan kebangkitan agama khususnya Islam di China sejak tahun 1980-an.

Perubahan kebijakan dalam Partai Komunis menunjukkan pendekatan pragmatis rezim otoriter selama transisi. Hal ini tercermin dalam meningkatnya hubungan China dengan dunia Islam untuk memanfaatkan kecenderungan dunia Arab - Islam untuk melawan kritik Amerika Serikat terhadap sejumlah kebijakan China terkait Isu HAM, Taiwan, Perdagangan, dan juga Perlindungan Lingkungan.

Kebangkitan Islam di China pada era Xiaoping ini ditandai dengan populasi Muslim yang terus meningkat dari 14 juta pada tahun 1980, menjadi lebih dari 24 juta pada tahun 2011, dan meningkat 26 juta pada tahun 2016. Semakin banyak Muslim yang hidup sesuai dengan budaya dan hukum yang lebih toleran terhadap agama. Pembangunan masjid-masjid baru juga terus digencarkan dalam upaya "menyucikan" Islam di China. Masjid tersebut dibangun dengan arsitektur khas Islam, selain itu sejumlah masjid tua juga didekorasi, diperbaiki, dan diperbesar seiring dengan membaiknya perekonomian China.

Baca Juga : Sejarah Kedatangan Islam di Negara Filipina

Kebangkitan pendidikan Islam juga ditandai di era ini. China memiliki setidaknya seperempat juta siswa Muslim yang belajar Islam di ribuan sekolah Islam yang diajarkan mata pelajaran seperti Al-Quran, Hadist, Bahasa Arab, Sejarah dan Doktrin Islam, Tasawuf. Sejumlah madrasah yang di bangun dengan khas China juga menandai kebangkitan Islam di China.

Bagaimana Posisi Islam dalam Hubungannya dengan China Sebagai Negara Komunis ?

Pada 7 November 2009, Perdana Menteri Wen Jiabao yang sedang melakukan kunjungan kenegaraan di Mesir menjelaskan kebijakan pemerintah China terhadap islam dalam pidatonya. Ia mengatakan bahwa Muslim China adalah anggota penting dari keluarga besar China. Pemerintah China telah melakukan dan menyusun serangkaian kebijakan dan peraturan untuk mendukung minoritas Muslim guna membantu perkembangan pembangunan ekonomi, budaya, dan sosial mereka.

Kebijakan luar negeri China pada masa Mao Zedong selalu bertujuan untuk mempererat hubungannya dengan sejumlah negara berkembang dan juga negara-negara dengan penduduk mayoritas Muslim atau negara Arab yang memiliki posisi penting dalam politik internasional. Hal ini dikarenakan, menjalin hubungan dengan negara-negara Arab-Islam merupakan bagian dari strategi diplomatik China dalam perjuangannya melawan negara adidaya, seperti Amerika Serikat.

Dalam mengalahkan pesaingnya AS, China berusaha untuk menjalin dan mempertahankan sejumlah hubungan persahabatan dengan negara-negara Arab-Islam. China mengandalkan pendekatan lunak dengan kelompok Muslim yang tinggal di China. Kedermawanan China dengan memberikan sejumlah ruang yang cukup besar bagi umat Islam di China merupakan salah satu strategi China untuk memperkuat hubungannya dengan sejumlah negara Arab-Islam di politik internasional. Hal ini akan memberikan kesan bahwa China merupakan salah satu negara komunis yang membuka lebar tangannya terhadap agama Islam.

Selain itu, posisi Islam sebagai strategi pendekatan lunak kebijakan luar negeri China juga dilakukan untuk mencapai kepentingan nasionalnya. Peristiwa 9/11 menyebabkan AS melancarkan perang penuh melawan isu terorisme internasional. Hal ini memberikan China peluang yang bagus dalam aspek ekonomi yang mempercepat pembangunan negara. Kemudian, peristiwa tersebut juga memberikan kesempatan bagi China untuk membangun pengaruh politiknya di Tmur Tengah dan di tempat lain di dunia Islam.

Baca Juga : Strategi Negara-Negara Timur Tengah Menghadapi Krisis Harga Minyak

Hasilnya terlihat di mana China dan dunia Islam memiliki hubungan yang erat. Perkembangan ekonomi yang terbilang cukup pesat telah menjadikan China sebagai manufaktur dunia yang tentu akan sangat bergantung pada pasar energi di Timur Tengah. Faktanya, sebanyak 60% impor migas China berasal dari negara-negara Timur Tengah. Menjalin hubungan baik dengan sejumlah negara mayoritas Islam- Arab merupakan salah satu langkah yang tepat bagi China untuk mencapai kepentingannya.

Belum ada Komentar untuk "Islam di China, Bagaimana Pola Hubungannya ?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel